Senin, 29 September 2008

Sendangsono


Bagi yang beragama Nasrani, Sendangsono bukan tempat asing lagi karena merupakan tempat peziarahan untuk Bunda Maria. Tempat ini akan sangat ramai setiap bulan Mei, demikian juga kalau bulan September, karena merupakan bulan Maria.

Terlepas dari itu bila ditelusuri keberadaan Sendangsono yang berada diperbukitan Menoreh, apakah bisa dihubungkan dengan perkembangan agama Hindu di Jawa Tengah..? Suatu saat saya mencoba menelusuri route antara Boro, KulonProgo dan Candi Borobudur. Sebab menurut prediksi saya Boro berasal dari kata Wihara, tempat para Bhiksu tinggal bersama. sebab saya tidak yakin kalau Wihara para Bhiksu hanya di dekat Candi Mendut seperti sekarang ini.
Saya coba berjalan dari desa Boro, Kulon Progo melewati pegunungan Menoreh menuju ke Sendangsono. di Sendangsono terdapat mata air yang sampai sekarang masih terus mengalir. Maka saya berimaginasi, di sinilah para bhiksu atau bhiksuni istirahat melepaskan lelah sambil minum dan membersihkan/menyegarkan diri. Selanjutnya dari Sendangsono, saya coba menyusuri perbukitan ke arah Candi Borobudur. Maka tepatlah jarak antara Boro - Sendangsono - Candi Borobudur sebagai route para Bhiksu dari Wihara menuju ke tempat pemujaan di Candi Borobudur dan Sendangsono merupakan tempat peristirahatan untuk melepaskan lelah dalam perjalanan tersebut. Bukti tersebut baru berdasarkan nama tempat dan jarak yang logis perjalanan para Bhiksuuntuk menjalankan ibadatnya di Candi Borobudur. Sedangkan sumber tertulisnya, mari kita coba cari bersama. Yang jelas hal ini terjadi pada masa kekuasaan Dinasti / Wangsa Cailendra berkuasa di Jawa yang saling bergantian atau berebut pengaruh/kekuasaan dengan Dinasti/Wangsa Sanjaya.

Mengapa sekarang Sendangsono dijadikan tempat peziarahan bagi umat Katholik? Hal ini tidak lepas dari penyebaran agama yang dilakukan oleh Pastor Van Lith di Jawa Tengah. Penduduk disekitar Boro, Dekso, dan Nanggulan mendatangi pastor Van Lith untuk di baptis. Maka setelah melalui proses pelajaran agama dan pendalaman iman, warga desa tersebut dibaptis oleh pastor van Lith di Sendangsono, merupakan mata air yang ada di dekat ke tiga Desa tersebut (Boro, Dekso, dan Nanggulan ).
Menurut cerita dari berbagai versi, Sendangsono merupakan tempat yang angker atau mistis, bahkan ada yang menceriterakan sebagai tempat persembunyian para perampok atau penjahat besar yang "wingit". Siapa saja tidak berani datang ke tempat tersebut, karena akan mati atau gila.
Oleh Pastor Van Lith, sebagai ungkapan rasa terima kasih pada Tuhan, karena telah berhasil membaptis umat, maka tempat tersebut dijadikan sebagai tempat peziarahan, khususnya untuk devosi Munda Maria , sebagai Bunda Yesus yang Suci Murni sebagai perantara doa-doa para umat Katolik untuk memohon pertolongan kepada Bapa dan Putera.

Gua Maria Sendangsono, dahulu merupakan Lourdes bagi bangsa Indonesia yang beriman Nasrani Katholik. Sekarang sudah muncul berbagia gua Maria di seluruh pelosok Indonesia, untuk menghormati Bunda Maria Yang dikandung tanpa dosa asal dan sebagai perantara doa-doa para umat.

Anda tertarik mengenal tempat tersebut?


RBM. Sutartomo
Solo - Palembang

Tidak ada komentar: