Kamis, 05 Juni 2008

Program Humas SMA Xaverius 1 Palembang

YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) XAVERIUS 1
STATUS : DISAMAKAN
Jalan Bangau No.60/1258 Palembang – 30113
((0711)358005, Fax:(0711)373061, Email : sma_xav1@telkom.net

PROGRAM KERJA BIDANG KEHUMASAN
SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENGANTAR :

Bidang Humas merupakan suatu peranan dalam suatu Lembaga/Instansi/ Organisasi sebagai katalisator/penghubung, baik ke dalam maupun keluar dengan Lembaga/Instansi/Organisasi serta masyarakat lain. Ini merupakan peranan yang sangat luas, karena harus memberikan dan mencari informasi yang berkaitan dengan Visi, Misi, dan Tujuan dari Lembaga/ Instansi/Organisasi yang bersangkutan.

PROGRAM HUMAS SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG :

1. HUBUNGAN DENGAN INSTANSI/LEMBAGA

1.1 Bidang Pemerintahan

1.1.1 Hubungan dengan Pemerintah Propinsi
1.1.2 Hubungan dengan Pemerintah Kota
1.1.3 Hubungan dengan Pemerintah Kecamatan
1.1.4 Hubungan dengan Pemerintah Kelurahan
1.1.5 Hubungan dengan Pemerintah RW beserta warganya
1.1.6 Hubungan dengan Pemerintah RT beserta warganya.

1.2 Bidang Pendidikan

1.2.1 Hubungan dengan Diknas Propinsi
1.2.2 Hubungan dengan Diknas Kota
1.2.3 Hubungan dengan Diknas Kecamatan
1.2.4 Hubungan dengan Perguruan Tinggi : Universitas, Akademi, Collage, dan sejenisnya.
1.2.5 Hubungan dengan Lembaga/Instansi Pelatihan Ketrampilam, seperti: BPG, BLKI/BLPT, Bina Teknologi, dan sejenisnya.
1.2.6 Hubungan dengan sekolah-sekolah lain dalam hal akademis maupun lomba.

1.3 Bidang Sosial

1.3.1 Hubungan dengan Hinas Sosial atau Dinas-dinas yang terkait dan sejenisnya.
1.3.2 Hubungan dengan Lembaga/Instansi/Organisasi Sosial, baik Negeri maupun Swasta.
1.3.3 Hubungan dengan Panti-panti Asuhan, Panti Jompo/Wreda dan sejenisnya.

1.4 Bidang Dunia Usaha

1.4.1 Hubungan dengan perusahaan/lembaga penerbit buku pendidikan.
1.4.2 Hubungan dengan perusahaan/lembaga percetakan untuk keperluan pendidikan
1.4.3 Hubungan dengan perusahaan/Lembaga konsumsi untuk keperluan koperasi, dan sebagainya.
1.4.4 Hubungan dengan Perusahaan/Lembaga produktif dan jasa untuk kepentingan pendidikan dan kesejahteraan Keluarga Besar SMA Xaverius 1 Palembang.

2. HUBUNGAN DENGAN YAYASAN DAN LINGKUNGAN XAVERIUS SE KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG.

2.1 Dengan Yayasan Xaverius Palembang.

2.1.1 Sebagai Mitra Kerja dalam melaksanakan Visi, Misi, dan Tujuannya.
2.1.2 Menjadi penghubung antara SMA Xaverius 1 Palembang dengan Yayaysan Xaverius Palembang.
2.1.3 Memberikan Usul/Saran/ Masukan-masukan yang bersifat membangun (Progresif) demi kemajuan dan perkembangan Yayasan Xaverius Palembang menuju era Globalisasi serta masa depannya.

2.2 Dengan Dewan Guru dan Para Karyawan

2.2.1 Menjalin hubungan yang kondusif dan secara kekeluargaan melalui wadah IKK
2.2.2 Menciptakan hubungan yang sehat dalam bidang keprofesionalan (Secara Profesional) sesuai dengan tugasnya (Job Discription) masing-masing .
2.2.3 Mencari peluang bersama untuk kesejahteraan bersama tanpa meninggalkan unsusr-unsur atau aturan pendidikan dan profesinya masing-masing.

2.3 Dengan Para Siswa

2.3.1 Memberikan motivasi para siswa/i untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai pelajar.
2.3.2 Memghubungkan para siswa/i dengan Lembaga/Instansi pendidikan sesuai dengan tujuan dan minat mereka masing-masing.
2.3.3 Memberikan motivasi kepada para siswa/i dalam melaksanakan keseimbangan antara aspek kecerdasan, moral, seni, dan social.
2.3.4 Menghubungkan para siswa/I yang bermasalah dan takut untuk menyelesaikan masalahnya dengan guru bidang studi, wali kelas, guru BP/BK, dan sebagainya agar masalahnya dapat diselesaikan dengan baik dan sehat.

2.4 Dengan Orang Tua Siswa

2.4.1 Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam Wadah Komite Sekolah untuk mengembangkan sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan.
2.4.2 Bekerja sama dengan Guru BP/BK untuk menanggulangi masalah-masalah yang dialami para siswa yang mengganggu kegiatan pendidikannnya.
2.4.3 Bekerja sama dengan orang tua siswa untuk mencari peluang yang sehat demi kemajuan pendidikan para siswa di sekolah dalam koridor pendidikan.

2.5 Dengan Para Alumnus

2.5.1 Menjalin hubungan dengan para Alumnus sesuai dengan jalur-jalur pendidikan
2.5.2 Menjalin hubungan dengan para Alumnus untuk turut serta memberikan sumbang saran demi kemajuan sekolah almamaternya.
2.5.3 Membuka komunikasi dengan para Alumnus melalui Website Internet sesuai dengan era globalisasi dalam koridor pendidikan.

2.6 Dengan Komite Sekolah
2.6.1 Bekerja sama dengan Kepala Sekolah untuk menentukan Pengurus Komite Sekolah.
2.6.2 Menjalin kerjasama melalui pertemuan dengan Pengurus Komite Sekolah untuk kepentingan kemajuan dan mutu pendidikan di sekolah.
2.6.3 Bekerja sama dengan Komite Sekolah untuk mempromosikan keunggulan-keunggulan sekolah dan prestasi-prestasi yang berhasil diraih oleh para siswa/i.
2.6.4 Bekerja sama dengan Komite Sekolah untuk membangun atau melengkapi sarana prasarana sekolah untuk menunjang kemajuan pendidikan para siswa.
2.6.5 Menjalin kerjasama dengan Komite Sekolah untuk mencari peluang demi kesejahteraan dan kemajuan para Guru/Karyawan dan para siswa dalam koridor pendidikan.

2.7 Dengan Sekolah-sekolah Katolik se-Keuskupan Agung Palembang.

2.7.1 Menjalin kerjasama sesuai dengan Visi, Misi, dan Tujuan Yayasan Xaverius Palembang.
2.7.2 Mengadakan pertukaran informasi secara langsung atau melalui internet, kegiatan bersama, dan sebagainya dengan tujuan untuk menjalin keakraban, kekeluargaan, dan kesejahteraan bersama sesuai dengan koridor pendidikan.
2.7.3 Mengadakan jaringan atau link dalam penerimaan siswa baru (PSB).
2.7.4 Mengadakan Lomba-lomba untuk mencari jejaring dalam bidang akademis maupun yang lainnya, seperti : Lomba IPA dan IPS, Kesenian, Olah Raga, dan sebagainya.

2.8 Dengan Koperasi dan Kantin Sekolah

2.8.1 Bekerja sama dengan SMA Xaverius 4 dan Yayasan Xaverius Palembang untuk mengelola Koperasi dan Kantin Sekolah untuk melayani sekolah, para guru, karyawan, dan para siswa.
2.8.2 Memikirkan bersama untuk pelayanan tersebut demi kelancarannya dan memberikan follow-upnya.
2.8.3 Mengelola secara baik agar dapat memberikan kesejahteraan bersama.
2.8.4 Menghimbau kepada semua pihak untuk turut serta memberikan masukan / sumbang saran untuk pengelolaan Koperasi dan Kantin Sekolah tersebut.


3. KERJASAMA DI LINGKUNGAN SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG.

3.1 Dengan Kepala Sekolah

3.1.1 Menghadiri undangan-undangan dari Instansi/Lembaga lain bila dalam waktu yang sama Kepala Sekolah juga harus menghadiri undangan juga.
3.1.2 Mewaklili menghadiri suatu Undangan dari Instansi/ Lembaga lain apabila Kepala Sekolah sedang tiada ditempat karena tugas yang lain.
3.1.3 Mewakili memberikan penjelasan tentang persekolahan, bila Kepala Sekolah sedang tidak berada di tempat kepada para tamu yang membutuhkan informasi tentang sekolah.
3.1.4 Membantu Kepala Sekolah dalam bidang tertentu demi kelancaran kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.
3.1.5 Membantu memberikan informasi atau mempublikasikan tentang situasi dan prestasi di lingkungan sekolah kepada masyarakat melalui Media Massa atau jaringan Internet.
3.1.6 Dan sebagainya.

3.2 Dengan Wakasek Kurikulum

3.2.1 Membantu memberikan informasi kepada para siswa dalam mencari dan memilih Perguruan Tinggi.
3.2.2 Memilih dan menyeleksi Perguruan Tinggi atau Lembaga-lembaga Pendidikan yang memberikan informasi pendidikan kepada para siswa.
3.2.3 Membantu Para siswa untuk masuk ke Perguruan Tinggi melalui jalur:
a. Tes terpadu masuk perguruan tinggi yang diadakan di SMA Xaverius 1 Palembang
b. PMDK/PMK/PSSB dan sejenisnya.
c. Bea Siswa dari Perguruan tinggi / Akademi yang menawarkan kepada para siswa yang kurang mampu atau yang berprestasi.
d. Dan sebagainya.
3.2.4 Mengadakan Study banding dengan sekolah-sekolah lain yang relevan atau lebih tinggi mutu dan prestasinya untuk kemajuan para siswa SMA Xaverius 1 Palembang di bidang ilmu pengetahuan (Science), Organisasi (Organization), Ketrampilan (Skill), dan sebagainya.
3.2.5 Membantu menberikan dorongan kepada para siswa dalam kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler menuju pada ketrampilan (Skill) dan bakat dari para siswa dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan secara terencana dan terprogram agar para siswa bisa terjun ke masyarakat (go Publik) sesuai dengan kegiatan ekstrakuriler yang diikutinya, seperti :
a. Majalah GITA : sebagai Media para siswa yang dapat menjadi penghubung antara sekolah dengan :
· Orang tua siswa
· Para siswa sekolah lain
· Instansi atau lembaga tertentu.
Untuk itu Redaksi Gita dapat dikirim atau diikutsertakan dalam kursus atau seminar tentang jurnalistik, sebab Malajah Gita dapat menjadi wadah promosi dan informasi dari kegiatan-kegiatan di sekolah.

b. Jurnalistik : Merupakan Kegiatan yang dapat dipakai para siswa dalam memahami dunia jurnalistik, sehingga para Pembina /sekolah sekolah dapat memilih mereka untuk mengikuti tes sebagai anggota redaksi pelajar di Media Massa setempat , seperti :
· Sriwijaya Post dengan Redaksi LEPASS-nya
· Sumatera Ekspres dengan Redaksi BASIS/FLEKSI-nya.
Mereka (Para siswa) inilah dapat sebagai media sekolah untuk mengekspos kegiatan-kegiatan sekolah ke dalam Koran / Media massa tersebut.

c. Ekstrakurikuler lainnya:
Secara umum ekstrakurikuler lainnya juga dapat membuat program yang terencana dan realistis agar dapat:
1. Memberikan kegiatan-kegiatan pada para siswa untuk mengadakan kegiatan keluar (out class) atau penelitian/praktek lapangan ( Field research ).
2. Mengadakan Bakti Sosial Terpadu sesuai dengan bidang ekstrakurikulernya masing-masing dengan mengadakan kegiatan : Hiburan, penyuluhan, batuan social, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan ini akan menanbah ketrampilan para siswa dan memberikan motivasi, bahkan mengurangi kejenuhan kegiatan mereka di dalam kelas terus menerus dan sekaligus mengembangkan daya kreativitas mereka.

3.3 Dengan Wakasek Kesiswaan

3.3.1 Membantu menyelenggarakan LATPIM yang tepat kepada para pengurus OSIS/PPSK dan wakil-wakil kelas agar mereka dapat memiliki:
a. Jiwa kepemimpinan
b. Jiwa organisatoris
c. Jiwa social baik ke dalam maupun keluat (dalam diri sendiri maupun kepada orang lain atau lingkungan sekitarnya).
d. Inisiatif dan kreativitas
e. Sopan santun dan kedisiplinan
f. Kemampuan untuk berinovasi secara positif dan realistis.
g. Rasa kepekaan diri dalam bertindak dan menanggapi suatu masalah atau situasi.
h. Dan sebagainya

3.3.2 Membantu menyelenggarakan kegiatan OSIS/PPSK yang bersifat variatif dan bermanfaat sesuai dengan jalur dan rambu-rambu pendidikan, baik secara:
a. Intern : Dalam lingkungan SMA Xaverius 1 Palembang.
b. Ekstern : Bersama atau mengundang Sekolah-sekolah lain dalam satu yayasan maupun diluar yayasan baik sekolah negeri maupun swasta.
Contoh:
a. Kegiatan Intern, meliputi kegiatan lomba antar kelas, Galaxi, Misa Kudus, Pentas seni, dan sebagainya.
b. Kegiatan Ekstern, meliputi lomba yang melibatkan sekolah lain, seperti: PMR, LTBB, Modern Dance, Baca Kitab Suci, Baca Puisi, Pidato, dan sebagainya. Selain itu sangat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dikenal masyarakat dengan kegiatan Bakti Sosial
c. Bakti Sosial dapat diadakan:
1. Secara langsung : OSIS/PPSK dan para siswa ikut membantu dan menghibur masyarakat, seperti : membuat sanitasi, Pentas Seni dan sebagainya atau kerjasama dengan Para Alumnus (yang menjadi dokter atau pemerhati masalah social) untuk mengadakan Sunatan Masal, Pengobatan Gratis, dan sebagainya.
2. Secara Tidak Langsung : Mengadakan pengumpulan dana dalam event-event tertentu, seperti: Aksi Sosial, Aksi Puasa Pembangunan (APP), Aksi dana Musibah atau Bencana Alam, dan sebagainya dengan mengedarkan kantong-kantong/amplop Aksi social tersebut kepada para siswa.

3.3.3 Membantu menyelenggarakan Study Tour para siswa dalam arti sebenarnya, yaitu berwisata sekaligus belajar dengan memilih obyek-obyek yang dikunjungi sesuai dengan tujuan, sehingga bermanfaat bagi para siswa. Alangkah baiknya apabila para siswa yang mengikuti Study Tour diberi tugas membuat laporan/ makalah ilmiah dari hasil kegiatan tersebut yang dihubungkan dengan nilai rapor untuk bidang studi tertentu.

3.3.4 Membantu menegakkan keunggulan para siwa SMA Xaverius 1 Palembang untuk mengikuti perkembangan Era Globalisasi dengan menitik beratkan dari sisi tertentu, seperti :

a. Kecerdasan
b. Berdisiplin Tinggi
c. Mampu bersosialisasi
d. Moral dan Religiusme.

3.3.5 Mengadakan Kegiatan “Live In “ dan “Out Bond” bagi para siswa untuk belajar sosialisasi dan organisatoris ke daerah atau tempat-tempat tertentu yang sangat menunjang para siswa dari berbagai dimensional kehidupan.


3.4 Dengan Wakasek Sarana dan prasarana

3.4.1 Membantu menemukan hal-hal yang kurang dan sangat diperlukan menurut urgensinya untuk menanggulanggi masalah-masalah yang mengganggu pelaksanaan Kegiatan Pendidikan.
3.4.2 Memberikan kontribusi dalam menciptakan Lingkungan Sekolah yang nyaman dan tertata secara harmonis.
3.4.3 Membantu mencari peluang atau saluran-saluran (channels) yang dapat membantu kesejahteraan dan kemajuan pendidikan SMA Xaverius 1 Palembang baik untuk para siswa, guru, maupun karyawan.
3.4.4 Membantu pelaksanaan koperasi sekolah, koperasi guru, dan kantin sekolah dalam batas-batas tertentu demi untuk kelancaran dan kesejahteraan bersama.
3.4.5 Dan sebagainya.
3.5 Kerumatanggaan
Tugas ini sangat penting dan sebagai sasaran intern bidang kehumasan, karena menyangkut kegiatan dialog, sharing, saran, usul, dan konsultasi di kalangan intern keluarga besar SMA Xaverius 1 Palembang demi tercapainya suatu keharmonisan dan kesejahteraan bersama. Untuk itu dibutuhkan suatu keterbukaan, kedewasaan, dan cara berpikir yang rasional antar pihak agar tercapai titik temu yang bermanfaat dan akurat atau tepat sasaran tanpa meninggalkan Visi, Misi, dan tujuan kita bersama.

Pelaksanaan tugas ini paling berat, karena menyangkut SDM (Sember Daya Manusia) yang masing-masing mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda, maka perlu sangat dicermati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga keharmonisan dan kenyamanan tetap terjaga dengan baik.

Hal-hal yang yang diperlukan antara lain :
1. Membantu memberiklan motivasi para guru dan karyawan { Tata Usaha/Admin., pustakawan/wati, laboran, tenaga teknis, dan Satuan Pengaman (SATPAM)} untuk dapat bekerja secara professional dengan penuh dedikasi tinggi dengan memperhatikan situasi kondisi dan perkembangan zaman menuju era globalisasi yang membutuhkan kesiapan mental, psikis, dan phisik.
Pembinaan bagi mereka yang bermasalah merupakan wewenang dari Kepala Sekolah dan pengurus Yayasan Xaverius Palembang.

2. Membantu Pengurus IKK untuk :
a. Menjalin keakraban antar staf pimpinan, guru , dan karyawan serta keluarganya dalam dialog, sharing, dan silaturahmi.
b. Mencari peluang dan saluran-saluran (Channels) untuk memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan eumah tangga dengan menyediakan barang yang dibutuhkan secara lebih murah dan bermutu, baik secara cash maupun credit.
c. Membantu Kelancaran Koperasi yang ada (Koperasi Setia Kawan) untuk kesejahteraan dan kemudahan para guru dan karyawan yang bermasalah secara darurat dalam bidang keuangan.

3. Membantu memberikan motivasi kepada para siswa untuk membentuk koperasi dan menjadi anggotanya secara aktif dan kooperatif hemi untuk kepentingan bersama serta belajar berorganisasi dan menagemen. Koperasi tersebut dapat juga membantu para siswa dalam keadaan darurat untuk membayar SPP, Iuran Kelas, Ujian, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan persekolahan dan pendidikan..


PENUTUP :

Program Kehumasan dalam dunia kependidikan ata persekolahan di SMA belum ada Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis) yang baku dan mantab, maka kegiatan segala kegiatan yang mengacu dan berhubungan dengan Bidang Kehumasan secara umum ditujukan untuk mendukung kegiatan persekolahan di SMA Xaverius 1 Palembang dalam memajukan pendidikan dan masa depannya.

Hal-hal yang perlu dicermati dan dikaji secara lebih mendalam agar bidang Kehumasan tidak tumpang tindih (Overlapping) dengan bidang-bidang lainnya (Kurikulum, Kesiswaan, dan Sarana Prasarana), maka diperlukan suatu pemikiran dan kerjasama yang saling menunjang dan mendukung agar tercapai suatu kelancaran dan keharmonisan demi kemajuan dunia pendidikan yang sehat dan baik di lingkungan SMA Xaverius 1 Palembang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Palembang. 1 Juni 2008

Waka HUMAS




RBM. Sutartomo, B.A.

Selasa, 03 Juni 2008

Menyusuri Jejak Kesultanan Palembang


KESULTANAN PALEMBANG

PENGANTAR

Kesultanan Palembang perlu dilacak asal usulnya, mengingat banyak kesamaan dan persepsi bahwa yang mengatakan, bahwa kesultanan Palembang berasal dari keturunan raja-raja di Jawa. Hal ini diperkuat dari dengan persamaan-persamaan budaya Palembang dengan budaya Jawa, baik dari segi bahasa, kesenian, maupun adat istiadat yang ada di Palembang saat ini.
Banyak orang awam bertanya-tanya, mengapa lagu dan tari Gending Sriwijaya bernafaskan/bercorak budaya Jawa, lain dengan lagu-lagu Batang Hari Sembilan atau lagu-lagu daerah Palembang lainnya? Hal ini perlu dilacak jauh ke dalam sejarah berdirinya Kesultanan Palembang.
Masyarakat awam sering menghubungkan Kesultanan Palembang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Sriwijaya, tetapi bila diteliti secara logis sangat jauh tenggang waktunya antara keruntuhan Kerajaan Sriwijaya dan berdirinya Kesultanan Palembang. Nah....Kaum awam semakin bingung, dikuasai oleh siapa dan pemerintahan apa di daerah Palembang antara Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang itu?
Untuk itu, marilah kita coba melacak keberadaan Kesultanan Palembang yang meninggalkan jejak atau saksi bisu Benteng Kuto Besak dan beberapa situs sejarah lainnya, seperti Masjid Agung, Gedung Leideng (Balai Kota, sekarang Kantor Wali Kota Palembang), Pulai Kemaro, Pulau Borang, Pulau Anyar, Sungsang, dan sebagainya.

1. Asal Muasal
Berbagai sumber dan catatan menjelaskan adanya beberapa keturunan raja Jawa mengadakan perpindahan ke Palembang kurang lebih sebanyak 24 orang. Mereka adalah keturunan Pangeran Trenggono di bawah pimpinan Ki (Kyai) Gede ing Suro Tuo, akibat adanya penyerbuan Kesultanan Pajang ke Demak. Kemudian mereka menetap di sebuah perkampungan Kuto Gawang di sekitar daerah Kampung Palembang Lamo.
Perlu diketahui bahwa Pangeran Trenggono sebagai putra Raden Fattah bin Prabu Kertabumi Brawijaya V yang berasal dari Kerajaan Majapahit yang mempunyai istri keturunan Cina. Ia lahir dan dibesarkan di Palembang di dalam istana Ario Dillah saudaranya yang lain ibu.

Kapan Kesultanan Palembang lahir?
Sejak Pemerintahan Ki (Kyai) Gede Sedo ing Lautan sampai Pangeran Sedo ing Rejek, status Palembang belum dianggap atau tercatat sebagai Kesultanan, tetapi masih masuk wilayah keuasaan Demak dan Mataram. Pada Masa Pemerintahan Pangean Ario Kesumo tercatat telah mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam dengan memisahkan atau memutuskan hubungan dengan Mataram. Kemudian Pangeran Ario Kesumo bergelar Sultan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman sebagai Sultan Palembang yang pertama memerintah tahun 1659 – 1706.

2. Kesultanan Palembang
Kesultanan Palembang didirikan oleh Pangeran Ario Kesumo yang telah membebaskan diri dari penguasaan Kerajaan Mataram yang bergelar Sultan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman sebagai Sulatan Palembang yang pertama. Beliau wafat tahun 1707, tetapi sebelum wafat ia telah menobatkan puteranya dari Ratu Agung yang bergelar Sultan Muhammad Mansur. Di bawah ini secara ringkas Sultan-sultan Palembang :
2.1 Sultan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman ( Pangeran Ario Kesumo) 1659 – 1706.
2.2 Sultan Muhammad Mansur 1706 – 1714
2.3 Sultan Agung Komaruddin Sri Truno ( Raden Uju, adik Sultan Muhammad Mansur, sesuai dengan wasiatnya) 1714 – 1724
2.4 Sultan Mahmud Badaruddin I ( Pangeran Ratu Jayo Wikramo, kemenakan Sultan Agung Komaruddin Sri Truno) 1724 – 1758
2.5 Sultan Ahmad Najamuddin I ( Pangeran Adikesumo, putra kedua Sultan Mahmud Badaruddin I karena putera pertamanya Raden Jailani Pangeran Ratu telah wafat) 1758 – 1776.
2.6 Sultan Muhammad Baharuddin ( (Putra Mahkota) 1776 – 1803.
2.7 Sultan Mahmud Badaruddin II ( Raden Hasan Pangeran Ratu, putra sulung Sultan Muhammad Baharuddin) 1803 – 1821.
2.8 Sultan Ahmad Najamuddin II ( Pangeran Adipati yang bergelar Sultan Mudo,adik Sultan Mahmud Badaruddin II, karena Sultan bergerilya melawan tentara Inggris, sehingga Sultan Mudo yang diakui sebagai raja di Palembang) 1812 -1813.
2.9 Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu ( Putera sulung Sultan Mahmud Badaruddin II dan Sultan Mahmud Badaruddin II bergelar Susuhunan) 1819 – 1821.
2.10 Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom ( Raden Ahmad, Putera sulung Sultan Ahmad Najamuddin II, karena Sulatan Mahmud Badaruddin II tanggal 3 Juli 1821 diasingkan) 1821 – 1923 beliau ini dianggap sebagai Kesultanan Palembang Darussalam.

Demikianlah nama-nama sultan dalam Kesultanan Palembang berdasarkan nama resmi sebagai sultan. Tetapi perlu disimak pula ada beberapa penguasa daerah Palembang yang dianggap sebagai pendahulu pendiri Kesultanan Palembang seperti di bawah ini :

No. Nama Penguasa, Raja, dan Sultan Masa Pemerintahan
1. Ario Abdillah ( Ario Dilla, sebelumnya bernama Aria Damar) 1455 -1486
2. Pangeran Sedo Ing Lautan 1547 -1552
3. Kiai Gede Ing Suro Tuo 1552 – 1573
4. Kiai Gede Ing Suro Mudo (Kiai Mas Anom Adipati Ing Suro) 1573 – 1590
5. Kiai Mas Adipati 1590 – 1595
6. Pangeran Madi Ing Sako 1595 – 1629
7. Pangeran Madi Alit 1629 – 1630
8. Pangeran Sedo Ing Puro 1630 – 1639
9. Pangeran Sedo Ing Kenayan 1639 – 1650
10. Pangeran Sedo Ing Pasarean 1651 – 1652
11. Pangeran Sedo Ing Rajek 1652 - 1659
12. Kiai Mas Endi, Pangeran Aria Kesumo- Abdurrohim, Sultan Susuhunan Abdurrahman-Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman 1659 – 1706
13. Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago 1706 – 1714
14. Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno 1714 – 1724
15. Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (Sultan Mahmud Badaruddin I) 1724 – 1758
16. Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikesumo (Sultan Ahmad Najamuddin I) 1758 – 1776
17. Sultan Muhammad Baharuddin 1776 – 1803
18 Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin (Sultan Mahmud Badaruddin II) 1803 – 1821
19. Sultan Susuhunan Husin Dhiauddin 1813 – 1817
20. Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (Sultan Ahmad Najamuddin II) 1819 – 1821
21. Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (Sultan Ahmad Najamuddin III) 1821 – 1823
22. Pangeran Kramo Jayo 1823 – 1825

Semoga sekelumit tulisan ini dapat menggugah hati masyarakat Palembang untuk lebih mengetahui tentang Kesultanan Palembang, sehingga pikirannya tidak rancu dengan Kerajaan Sriwijaya, sebab apa arti pepatah : ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat menghargai sejarah bangsanya atau menghargai jasa para Pahlawannnya”, terutama jasa Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai Pahlawan Nasional yang telah berjuang untuk melawan penjajahan bangsa Inggris di Palembang kota tercinta kita ini.
_____________________________________________________________________
RBM. Sutartomo
Pemerhati Sejarah dan Budaya

KRATON KARTOSURO...



Mungkin kraton Kartosuro tlah dilupakan orang setelah dipindah ke daerah Sala (Solo), Surakarta. Kini tinggal menyisakan puing-puing tembok yang masih berdiri tegak setebal hampir 1 meter. Didalamnya merupakan tempat makam raja dan permaisurinya yang terkenal diantaranya Nyi Sedah Mirah (Merah) yang cukup keramat dan banyak dikunjungi para peziarah. disitu terdapat pula makam umum yang menurut konon cerita mengaku masih keturunan raja Kartasuro.
Kartosuro lain dengan Surakarta yang letaknya 10 km barat kota Solo.

Konon cerita, Kraton berpindah karena sudah tidak bertuah lagi, sebab telah berhasil dibobol oleh pemberontakan Cina, maka dicari tempat yang baru. Berdasarkan petunjuk secara supranatural, ditemukan tempat yang cocok di Desa Sala, yang tempatnya masih rawa-rawa. maka dikerahkan tenaga untuk menimbun rawa-rawa tersebut. akhirnya didirikan kerajaan baru yang terkenal sekarang dengan Kraton Surakarta.

Keberadaan Kraton Kartosuro masih dihubungkan dengan upacara ritual Kraton Surakarta, misalnya: Upacara 1 Sura (Muharam) dengan menggiring "Kebo Bule" binatang keramat kraton dari Surakarta ke Kartosuro PP. dan masih banyak lagi upacara ritual lainnya.

Situs Kraton Kartosuro masih ada, bahkan masih tersisa nama kampung,seperti: Alun-alun, Keputren, Kandang Menjangan, dan sebagainya. Antara Kartosuro dan Surakarta terletak desa Pajang (apakah ini bekas Situs Kerajaan Pajang?) dan juga disebelah barat Kartosuro terdapat daerah Pengging dengan Taman Permandian serta makam-makam keramat yang banyak dikunjungi para peziarah tanpa kenal waktu(Hubungannya dengan Ki Ageng Pengging?). Di tempat tersebut ada beberapa sumber mata air yang sampai sekarang terus dan masih mengalir yang menjadi sumber air PAM (PDAM) di kota Solo dan sekitarnya, selain ada sumber mata air lain yang dinamakan Cokro (Cokrotulung). Sungguh suatu keajaiban alam atau anugerah Tuhan yang Maha Kuasa, adanya sumber mata air yang sampai sekarang terus-terus mengalir, bahkan sebelum bulan puasa (Ramadhan) tempat tersebut banyak dikunjungi para peziarah untuk menyucikan diri (istilah setempat= "Padusan", "Adus" = mandi).

Kraton Kartosuro masih menyimpan misteri Sejarah Indonesia yang perlu ditelaah secara luas, karena merupakan Cikal bakal Kerajaan Mataram Islam yang akhirnya terpecah (dipecah oleh Belanda) menjadi Kraton Surakarta dan Ngayogyakarto (Yogyakarta). Sebab di negara maju ini merupakan aset negara yang perlu dilestarikan.
Marilah kita cermati bersama, agar warisan budaya kita tetap lestari sebagai kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.

RBM. Sutartomo
SMA Xaverius 1 Palembang.
3 Juni 2008

Senin, 02 Juni 2008

CANDI SUKUH DAN CANDI CETHO

Bila anda menyusuri daerah gunung Lawu, tepatnya di daerah Karanganyar , Jawa Tengah, anda bisa mampir ke 2 candi yang dijuluki "The Erotic Temples" . Mengapa? Mengapa sampai didijuluki candi porno, karena perpaduan lingga dan yoni dibuat seperti apa adanya sebagai lambang sebuah kesuburan...!
Candi Sukuh termasuk warisan candi Megalithikum, karena beberapa patungnya dibuat dalam ukuran yang besar..Nah di salah satu gapura masuk di lantainya terpahat bentuk alat kelamin pria dan wanita secara nyata dan tidak disamarkan dalam bentuk lingga dan yoni. Bahkan di candi Cetho, dipahat bentuk "Phallus" pria secara nyata, maka kedua candi ini disebut candi porno atau "erotic temple". apakah arsitek candi tersebut sudah mengalami kejenuhan dalam memahat telief-relief candi, sehingga semua digambarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya, bahkan hal-hal yang dianggap tabu-pun dipahat sesuai dengan aslinya. banyak hal perlu dipertanyakan dan para ahli sejarah sudah memaparkan dengan teorinya masing-masing.
Kedua candi ini merupakan peninggalan agama Hindu, bahkan candi Cetho banyak partisipasi orang Bali dalam memugar dan merawatnya.

Jalan menuju ke candi tersebut sangat menanjak, karena terletak diperbukitan lereng gunung Lawu, apalagi ke candi Cetho jalannya lebih curam lagi. Nah anda akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah...udara cukup sejuk atau dingin.
Nah...dari dua candi tersebut anda dapat meneruskan wisata ke tempat rekreasi Tawangmangu yang terkenal diperindah dengan "Grojogan Sewu" (Air terjun Seribu) karena saking tingginya air terjun tersebut.
Bagi yang gemar mendaki, sekalian naik gunung Lawu, jalannya atau routenya sudah jelas koq! Bahkan kalau bulan Syura, tanggal 1 Muharam, gunung Lawu penuh sesak didaki puluhah ribu pendaki yang menginginkan menghabiskan tahun baru Jawa atau Islam di puncak gunung Lawu sambil "Ngalap Berkah" atau Ziarah ke makan di puncak gunung tersebut. Hargo Dumilah, Hargo Dumiling, dan Hargo Dalem adalah sebagian nama-nama puncak gunung Lawu yang sering disinggahi para pendaki gunung atau para peziarah.
lho....!Gimana dengan Candi Sukuh dan Cetho-nya?
Nah...silahkan anda buktikan dan lihat sendiri, anda bisa beli bukunya disekitar tempat tersebut untuk keperluan para pariwisata.

BOROBUDUR.....



KARMAWIBHANGGA itu apa? Nah itu ada di candi Borobudur yang ada di daerah Muntilan - Magelang. Merupakan kehidupan manusia sebelum mencapai tingkat sempurna (Moksa) dan sudah lepas dari ikatan Samsara, sehingga ada Karma, yaitu lingkaran hidup manusia sebelum mencapai tingkat sempurna, selalu ada reincarnasi.
Borobudur merupakan peninggalan bangunan purbakala yang megah dan merupakan warisan budaya dunia ( World Heritage) yang cukup membanggakan bagi bangsa Indonesia. Candi Borobudur terdiri dari 3 Tingkat, yaitu:
1. Arupadhatu= tingkat paling atas, berupa stupa-stupa.
2. Rupadhatu=tingkat kedua, berupa relief kehidupan manusia di dunia / alam fana ini.
3. Kamadhatu=tingka bawah, berupa relief kehidupan manusia yang mengalami samsara yang terpendam dan tidak diperbolehkan untuk dilihat oleh manusia.

RBM. Sutartomo

KARMAWIBHANGGA

Ini dipotret di halaman Candi Borobudur, Jateng. di depan Museum Candi Borobudur.
Karmawibangga merupakan bagian kaki Candi Borobudur, yang tak dapat kita lihat di candi tersebut. sebab menurut ajaran agama Budha bagian tersebut tidak boleh dilihat, karena berisi kehidupan karma bagi umat manusia yang belum memasuki Nirwana. Maka dalam setiap panil di Karmawibangga dipahatkan kehidupan masa samsara bagi umat dalam menjalani karmanya.

Hal ini sangat menarik, maka perlu izin dari WALUBI untuk mengabadikan dalam bentuk foto atau video untuk mengetahui panil-panil dalam Karmawibangga tersebut. Selain itu perlu dibangun sebuah teater untuk mengetahui seluk beluk dan sejarah Candi Borobudur, agar para wisatawan dapat mengetahui secara audio-visual secara terperinci tentang candi tersebut. Hal ini akan menarik dan perlu, sebab Candi Bororbudur merupakan salah satu dari World Heritage yang dilindungi oleh Badan PBB melalui UNESCO-nya. Bahkan Candi Borobudur dalam satu versi pernah ditetapkan sebagai salah satu dari "Keajaiban Dunia".

Nah... bagaimana dengan bangsa dan masyarakat Indonesia sendiri ?
Apakah tahu atau mengerti banyak tentang candi tersebut?
Sebab candi ini dapat merupakan aset pariwisata yang dapat mendatangkan Devisa Negara melalui kedatangan para Wismannya  (Wisatawan Manca negarannya).
Jadi Candi Borobudur bukan sekedar obyek wisata yang hanya dipakai wisata untuk berfoto ria saja, tetapi juga untuk mempelajari ilmu, baik dari sisi sejarah, maupun arsitekturnya yang begitu agung dan tinggi.

Ini tantangan bagi bangsa Indonesia, juga para sejarawan dan arkeolog, para sosiolog dan antropolog, bagaimana bisa mengkemas dan me-manage candi tersebut sebagai obyek Tourism dan Science. Tentu pihak-pihak terkait, akan bekerjasama untuk semuanya itu.

RBM. Sutartomo
Palembang - Solo

Kerajaan Palembang..

Kapan berdiri kerajaan Palembang dan siapa raja yang pertama?
Banyak orang menjawab : Sultan Mahmud Badarruddin..! Jelas : Salah besar!
Maka sebagai Wong Palembang, coba telusuri dan datanglah ke Museum Sultan Mahmud Badarruddin II di Kompleks BKB (Benteng Kuto Besak). Pasti akan terjawab semuanya. sebab telah ditulis oleh para sejarawan Palembang buku tentang Kerajaan Palembang. Entah sudah ada berapa Jilid yang telah diterbitkan..!
Kerajaan Palembang asli..berdiri di sepanjang sungai Musi, diantaranya ada disekitar Pasar 16 Ilir sekarang ini...Benteng Kuto Besak itu di bangun oleh Belanda setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Palembang.
Situs kerajaan Sriwijaya-pun ada di sekitar kompleks BKB selain yang ada sekarang, diantaranya di Karang anyar dan Pasemah.
Hayooo...wong Palembang...Kenalilah sejarahmu...Lestarikanlah..Rawat dan jagalah....!
Semoga para Wisdom dan Wisman semakin tertarik untuk mengunjungi daerah kito....sehingga bisa meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) kito besamo...!
Banyak obyek yang bisa kita kelola...kita punya banyak potensi...kita perlu banyak belajar dari Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk mengelola bisnis pariwisata...Mereka sudah buktikan semua itu...! kita tidak usah malu belajar, karena kita bukan meniru...! tapi kia belajar dan kita kembangkan sesuai dengan potensi kita...Yogya, Solo, dan Bali tlah membuktikan keberhasilannya tanpa harus belajar dari negara lain. tapi dengan kesungguhan dan menagemen yang baik, kerja keras , dan bartisipasi smua pihak...! Ini butuh pionir yang harus memulai, mengajak, dan kerjasama untuk memanage semuanya...
Pasti kita akan sukses.....!

RBM. Sutartomo
SMA Xaverius 1 Palembang

Sriwijaya...


Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar di Nusantara pada zamannya...Hanya sayang, kerajaan ini masih misterius walau banyak meninggalkan prasasti, seperti:
1. Kedukan Bukit.
2. Kota Kapur
3. Karang Berahi
4. Ligor A dan B
5. Talang Tuo
6. Telaga Batu
7. Boom Baru (Baru ditemukan ketika ada pembuatan jalan baru disekitar Pelabuhan Boom Baru, Palembang.
8. dan sebadainya.
Umumnya isi prasati berupa kutukan-kutukan, tidak sebagaiman lazimnya prasasti yang memuat penghargaan atau didirikan sesuatu hal atau bangunan atau upacara-upacara besar kenegaraan.
Ini tentu perlu ditelusuri, kenapa terjadi seperti itu?
Bahkan sebagai kerajaan yang besar, sangat minim menemukan raja-rajanya, mungkin hanya dikenal nama-nama:
1. Dapunta Hyang
2. Pramudha Warddhani (Istri Rakai Pikatan Wangsa Sanjaya di Jawa)
3. Balaputera Dewa.
Mana nama raja-raja lainnya?

Dalam Kronik atau berita Cina, diantara yang ditulis oleh I Tsing yang mampir ke Sriwijaya setelah memperdalam ilmu agama Budha di India, maka I Tsing merasa takjub karena kebesaran kerajaan Sriwijaya tersebut, diantaranya telah berdiri Perguruan Tinggi Syakyakirti yang diajar oleh para Cakyamuni (semacam dosen) yang sangat baik. Sekembalinya ke Cina, maka I Tsing minta izin kepada Kaisar untuk kembali ke Kerajaan Sriwijaya dalam rangka memperdalam ilmu keagamaan Budha di Kerajaan Sriwijaya.
Ini Bukti kebesaran kerajaan Sriwijaya di mata dunia pada zaman itu, bahkan para musafir Cina banyak mampir dan mencatat apa yang dilihat dan di alami selama berada di kerajaan tersebut.

C. Coedes dan Casparis telah menulis tentang kerajaan Sriwijaya dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul " Kedatuan Sriwijaya".
Dalam buku tersebut banyak mengungkap tentang Sriwijaya melalui prasasti-prasastinya.
Sriwijaya tertulis dengan sebutan Che lie Fo che atau Chu Fan Chi dan Palembang dengan nama Pa-lim-fong, dan sebagainya.

Pada zaman ORBA telah diresmikan situs Sriwijaya di desa Karanganyar, Palembang, hanya sayang kurang pengelolaan dan perawatan, sehingga terkesan sangat Mubazir sebagai Taman Purbakala. Bahkan Museum Balaputera Dewa, di Jalan Srijaya, Km. 5,5 Palembang kurang diminati oleh pengunjung sebagaimana lazimnya sebuah museum yang biasanya ramai dikunjungi oleh para Wisdom dan Wisman.
Demikian juga Situs Pasemah di Pagaralam , Lahat, Sumatera Selatan, keadaannya sungguh sangat menyedihkan, terhampar dan tak terawat di tengah sawah pinggiran jalan menuju ke arah Tanjung Sakti. Sebuah peninggalan Megalithikum (Kubur Batu) dibiarkan begitu saja dipinggir parit persawahan, padahal fotonya telah menghiasi buku-buku sejarah yang telah tersebar di seluruh dunia.
Apa ini bukan suatu hal yang tragis...??
Marilah kita simak dan cermati bersama....budaya bangsa merupakan milik dunia, sebab setiap ada peradaban umat manusia, akan disimak dan dipelajari oleh manusia seluruh dunia. Bagaimana munculnya suatu peradaban yang telah menghasilkan kebudayaan yang begitu besar pada zamannya masing-masing, sebagai kebanggaan setiap bangsa dalam bidang ilmah melalui unsur-unsur budayanya yang tinggi.

RBM. Sutartomo
SMA Xaverius 1 Palembang.
to_ro03@yahoo.co.id

Gajah Mada

Maha Patih Kerajaan Majapahit Gajah Mada, memulai karier dari bawah. Dari "Kawula Alit" sampai menjadi " Maha Patih". Ini suatu Karier yang patut disimak baik-baik, bahwa jabatan dan kesuksesan kehidupan seseorang memang harus melalui perjuangan. Perjuangan yang bukan berdasarkan keturunan, kolusi, nepotisme, fasilitas orang tua, dan sebagainya, tetapi merupakan perjuangan diri sendiri berdasarkan kinerja pribadi.
Sumpah "Tan Amukti Palapa" perlu dijabarkan secara logis dan ilmiah, dari beberapa pakar telah mencoba untuk mengupasnya secara umum, seperti :
1. Tidak akan menggunakan kekayaan duniawi sebelum bisa memersatukan Nusantara.
2. Tidak makan rempah-rempah sebelum berhasil mempersatukan Nusantara.
3. Dan sebagainya.

Memang secara terperinci dapat kita jabarkan isi dari sumpah Palapa tersebut, tapi penulis disini tidak mengungkap tentang isi Sumpah tersebut (Nanti dalam Tulisan Lain), tetapi dari sisi keberhasilan karier dari Gajah Mada itu sendiri.
Gajah Mada tidak pernah memikirkan kemewahan hidupnya, walau ia telah menjadi Sang Maha Patih dan hanya satu fokus tujuannya, yaitu bagaimana harus berhasil mempersatukan Nusantara.
Bahkan ambisinya bertumburan dengan rajanya sendiri ketika akan meminang DYAH PITTALOKA putri dari kerajaan Sunda. Maka terjadilah konflik antara kepentingan cinta dan politik kenegaraan. Gajah Mada berani menentang keinginan rajanya untuk kepentinga politiknya dalam mempersatukan Nusantara. Sebab raja Sunda tidak akan bisa ditaklukkan apabila terjadi perkawinan antara Hayam Wuruk dengan Dyah Pittaloka. Karena status raja Sunda akan menjadi Mertua dari Hayam Wuruk, maka mustahil akan bisa "disatukan" dalam kasus hubungan antara "Mertua dan Menantu". Sehingga terjadilah Perang BUBAT dengan kematian Dyah Pittaloka yang turut ambil bagian dalam perang tersebut karena merasa terhina dengan sikap Gajah Maja yang menginginkan dirinya sebagai upeti, bukan untuk dipinang oleh Hayam Wuruk sendiri.
Memang ambisi, akan menyebabkan pengorbanan atau harus ada yang dikorbankan. tetapi siapa yang salah? Perbedaan kepentingan kadang atau sering sulit unruk disatukan. hanya siapa yang mau berlapang dada atau mengalah sebagai solusinya. Solusi yang terbaik adalah bagaimana harus mensinkronkan antara 2 pendapat atau 2 kepentingan yang berbeda, hal itu tentu tidak mudah, karena memerlukan oatak atau kepala yang dingin dan bijaksana untuk mengatasinya.
Terus dimana dan kemanakah Sang Gajah Mada?
Setelah ia mulai tersingkir, karena jabatannya mulai dikurangi dengan alasan sudah tua dan perlu banyak istirahat dikala ambisi Sang Maha Patih belum merasa selesai pada tujuan akhirnya. Ini taktik dari Hayam Wuruk untuk membatasi ruang gerak Gajah Mada yang sering mengorbankan kepentingan (pribadi) rajanya, maka secara halus dikurangi tugas-tugasnya, bahkan dibatasi dengan alasan sebagai penghormatan untuk istirahat setelah berjuang untuk kepentingan kerajaan secara penuh...!
Dalam berbagai sumber Gajah Mada tidak mempunyai istri dan tidak diketahui kapan wafat dan dimana dimakamkan. Sebab mustahil seorang Mantan Maha Patih tidak dihormati pemakamannya. maka secara ringkas Gajah Mada kemungkinan telah "Moksa" wafat tanpa melalui kematian, sirna menuju alam kesempurnaan dan terbebas dari "Samsara".
Banyak pertanyaan yang belum terjawab!
Kehidupan akhir dari Sang Maha Patih Gajah Mada masih misterius berdasarkan fakta Sejarah!
Sumber bukti prasasti belum atau tidak ditemukan makam dan bagaimana bentuk wajah Sang Maha Patih itu. Di buku-buku Sejarah Indonesia menampilkan sosok Gajah Mada bila ditelusur secara ilmiah berdasarkan prasasti atau literature yang ada, sosok patung itu tidak tepat disebut sebagai sosok Sang Maha Patih Gajah Mada.
Nah...terus bagaimana? Mari terus kita telusuri dan kita tunggu penelitian lebih lanjut!

RBM. Sutartomo
SMA Xaverius 1 Palembang
to_ro03@yahoo.co.id