Selasa, 13 April 2010

AWAL KEHIDUPAN MANUSIA

BAB IV KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA

1. PEMBAGIAN ZAMAN PRASEJARAH BERDASARKAN GEOLOGIS
Dalam mempelajari geografi, kita mengenal teori “Big Bang” atau “Nebula”, kedua teori tersebut memperkirakan terjadinya pembentukan alam raya dan bumi.
Dalam sejarah perkembangan bumi, dapat dibagi menjadi 4 (empat) zaman:

a. Zaman Arkhaikum (kurang lebih 2500 juta tahun)
Masa ini kulit bumi masih membara atau panas , karena bumi masih dalam pembentukan. Diperkirakan belum ada tanda-tanda kehidupan di muka bumi. Karena masih dalam proses bumi menjadi padat dari materi debu atau hasil pecahan ledakan yang masih panas.

b. Zaman Palaeozoikum (kurang lebih berumur 340 juta tahun)
Permukaan bumi mulai berangsur-angsur dingin dan diperkirakan telah muncul tanda-tanda kehidupan. Makhluk hidup bersel satu yang disebut “Microorganisme” sebagai nenek moyang makhluk-makhluk bersel satu zaman sekarang. Beberapa jenis binatang bertulang belakang mulai ada, tetapi jumlahnya masih sedikit, antara lain: beberapa jenis ikan, amphibi, dan reptile (binatang melata).

c. Zaman Messozoikum (kurang lebih 150 -140 juta tahun)
Kehidupan sudah semakin beragam. Ikan, amphibi, dan reptil sudah semakin banyak jenisnya. Diperkirakan jenis burung mulai muncul. Zaman ini dikuasai oleh binatang besar besar yang diberi nama Dinosaurus ( Dienos = mengerikan, Saura = reptile ), seperti : Atlantosaurus, Stegosaurus, Tyranosaurus, dan sebagainya.

d. Zaman Neozoikum / Kainozoikum (kurang lebih 60 juta tahun)
Zaman ini terbagi menjadi dua era, yaitu:
• Era Tersier, binatang menyusui mulai muncul, seperti jenis kera dan monyet mulai berkembang pesat.
• Era Kuarter, yang terbagi menjadi dua kala:
1). Kala Pleistoceen (Zaman Dilluvium)  600.000 tahun
Zaman ini Es kutub Utara mencair maka zaman ini sering disebut juga zaman es atau zaman glacial.. iklim masih selalu berubah-ubah, maka permukaan air laut kadang naik dan kadang turun.

2). Kala Holoceen (Zaman Alluvium)  20.000 tahun
Zaman ini mulai muncul awal kehidupan manusia, yaitu species “Homo Sapiens”, di Indonesia muncul Homo Wajakensis.
Waktu Es Kutub belum mencair, pulau-pulau Indonesia bagian Barat bersatu dengan Benua Asia, sedangkan pulau-pulau Indonesia Bagian Timur bersatu dengan Australia. Setelah Es Kutub mencair dan terbentuklah pulau-pulau di Indonesia. Laut yang terbentuk di Indonesia bagian Barat disebut Paparan Sunda dan di Indonesia bagian Timur dasar lautannya disebut Paparan Sahul.

2. PEMBAGIAN ZAMAN PRASEJARAH BERDASARKAN KEBUDAYAAN MANUSIA

Pembagian Zaman ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Zaman Batu
2. Zaman Logam

Ad 1. Zaman Batu

Zaman Ciri Kehidupan Hasil Kebudayaan Pendukung Kebudayaan / Manusianya
1. Palaeolithikum • Alat-alat masih kasar
• berburu, meramu makanan, menangkap ikan (food gathering)
• berpindah-pindah, mengembara (nomaden)
• penemuan api
• Kebudayaan Pacitan

- Chopper (kapak penetak) / kapak genggam
- Kapak perimbas

• Kebudayaan Ngandong



- alat-alat dari tulang (bone culture) dan tanduk rusa (alat penusuk), kapak genggam, pengorek tanah, tombak bergerigi
- Flakes/ serpih belah (terbuat dari batu indah=chalsedon)
- Lukisan di gua ( tapak tangan berwarna merah dan babi hutan)
- Pithecanthropus Erectus (di lapisan Trinil Mojokerto)








- Homo Soloensis
- Homo Wajakensis









Ditemukan di gua Leang2 Pattae (Sulawesi Selatan)


2. Messolithikum
• Hidup semi sedenter (mulai menetap di gua-gua)
• Pengembangan dari alat-alat zaman palaeolithikum
• Mulai bercocok tanam secara sederhana • Kebudayan Pebble:
- Kjokkenmoddinger (Dapur sampah manusia prasejarah) = pebble / kapak sumatera / sumateralith
- Hache courte ( kapak
• Kebudayaan Tulang (Bone Culture):
- Banyak ditemukan peninggalan alat-alat tulang

• Kebudayaan Flakes:
- Abris Sous
Roche (gua tempat tinggal manusia prasejarah)
- Kebudayaan Toala, berupa: Flakes dan Pebbles.
- Flakes dan ujung panah yang terbuat dari batu indah (Jaipis dan Chalsedon)
• Kebudayaan Bac-Son dan Hoa-Bihn
- Kebudayaan pebbles dan perunggu

• Kebudayaan Bandung:
- Kebudayaan Flakes ( Microlith)
- Tembikar dan perunggu
- - Termasuk golongan Papua Melanesoide
- Banyak ditemukan di pantai timur Sumatera







- Papua Melanesoide
























- Teluk Tonkin, Yunan Selatan





3. Neolithikum • Terjadi revolusi besar dari Food Gathering menjadi Food Producing (Bercocok tanam).

• Sedenter (Tinggal menetap)
• Alat-alat sudah halus • Kapak (beliung ) Persegi
• Kapak bahu (minahasa)
• Kapak lonjong
• Alat-alat perhiasan
• Tembikar
• Pakaian tenun - Proto Melayu
- Masuk ke Indonesian sekitar 2000 tahun SM.
- Dayak, Sasak, Nias, Toraja.
4. Megalithikum • Membuat kebudayaan dari batu-batu besar
• Mulai mengenal Sistem Kepercayaan (Animisme)
• Berkembang sejak zaman Messolithikum sampai zaman perunggu • Menhir (tugu batu untuk pemujaan)
• Dolmen (meja batu untuk persembahan)
• Sarkopagus (peti mati)
• Waruga (Kubur batu berbentuk kubus atau bulat)
• Punden berundak
• Peti Kubur Batu
• Arca-arca / Patung


Ad) 2. Zaman Logam

Sering kali zaman ini terbagi menjadi :
a. Zaman Tembaga
b. Zaman Perunggu
c. Zaman Besi

• Zaman tembaga inilah manusia pertama kali mengenal logam, tetapi di Indonesia peralatan dari tembaga tidak ditemukan dan peralatan ini berkembang di Malaysia, Thailand, Kambodja dan Vietnam.

• Zaman Perunggu peralatan ini dikenal luas di seluruh kawasan Asia. Perunggu merupakan penguasaan teknologi campuran antara tembaga dan timah. Zaman ini sering disebut zaman perundagian, sebab manusia telah mengenal ketrampilan pertukangan yang awalnya membuat sebuah kapak perunggu, kemudian tombak besar menyerupai kapak dengan hiasan-hiasan yang diperkirakan untuk upacara keagamaan. Pada masa ini teknik bersawah semakin maju dan tidak tergantung pada curah hujan, tetapi mereka sudah mengenal sistem irigasi yang sederhana.


Zaman perunggu di Indonesia ditandai dengan adanya penemuan-penemuan peralatan seperti:
- Nekara
- Moko
- Kapak corong
- Kapak
- Candrasa
- Arca / patung
- Perhiasan
- Persenjataan
- Bejana air


Nekara perunggu di Indonesia banyak ditemukan di Bali, Sembawa, Rote, Leti, Selayar, Alor, Kei, Papua, Sumatera, dan Jawa. Ukuran nekara sanat bervariasi. Nekara kecil yang disebut ”Moko” ditemukan di Pulau Alor. Sedangkan di Pulau Selayar ditemukan Nekara yang terbesar di seluruh Asia Tenggara dengan hiasan garis-garis geometris, tumbuh-tumbuhan, dan gambar hewan.

Kebudayaan Perunggu diperkirakan berasal dari kebudayaan Dong Son, Vietnam. Penafsiran ini berdasarkan peralatan perunggu yang ditemukan di Dong Son identik yang tersebar di Asia Tenggara dan ini sangat berbeda dengan kebudayaan Cina apabila di bandingkan dengan mata uang dan nekara Cina dari Dinasti Han sama sekali tidak ada kesamaan atau tidak identik dengan kebudayaan Dong Son.

• Zaman Besi ditandai dengan kepandaian manusia dapat melebur bijih besi.
Kebudayaan ini jarang ditemukan di Indonesia, ada kemungkinan peralatan dari besi hanya digunakan sebagai benda untuk persembahan di alam kubur. Yang berupa: mata kapak, pisau, sabit, ujung tombak dan gelang atau perhiasan. Teknik pembuatan peralatan dari besi lebih maju dibangdingkan dengan teknik pembuatan peralatan pada zaman tembaga dan perunggu.

Kebudayaan Logam di Indonesia didukung atau dipengaruhi oleh Kebudayaan Dong Son dan kebudayaan Sa Huyhn.









Manusia Purba Indonesia

Lapisan Tanah Jenis manusia Tokoh Penemu / Peneliti Tempat&tahun penelitian Keterangan
Pleistoceen Bawah (Lapisan Jetis) Meganthropus Palaeojavanicus




Pithicanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Robustus GHR. Von Koenigswald




GHR. Von Koenigswald

GHR. Von Koenigswald Sangiran, lembah Bengawan Solo (1941)


Mojokerto (1936)

Trinil (1939) - Fosil paling tua dan primitif
- Badan tegap dengan rahang yang kuat

Jenis pithecanthropus yang tertua volume otaknya berkisar anatara 750 – 1300 cc.
Pleistoceen Tengah (Lapisan Trinil) Pithecanthropus Erectus Eugene Dubois Trinil, Lembah Bengawan Solo (1890) - Fosil yang ditemukan berups geraham, tengkorak dan tulang paha (femur) secara terpisah.
- Mampu beralan tegak.
Pleistoceen Atas (Lapisan Ngandong) Homo Soloensis




Homo Wajakensis Von Koenigswald dan F. Wiedenrich


Von Rietschoten lalu diteliti oleh Eugene Dubois Ngandong dan Lembah Bengawan Solo (1911-1934)


Daerah Wajak, Tulung Agung (1989) - Dahi menonjol
- Berat 30-150 kg
- Tinggi 130-210 cm
- Muka dan hidung lebar
Holoceen Homo Sapiens Von Rietschoten Sebagai manusia yang sudah berpikir cerdas



Fosil di Asia yang hidup sezaman dengan fosil Pithecanthropus Erectus di Indonesia adalah Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan di gua Chaoukoutien, Cina. Volume otaknya sedikit lebih besar, tetapi benda-benda budayanya memiliki persamaan.

Perbandingan volume otak Fosil:
1. Pithecanthropus : 900 cc
2. Meganthropus : 1000 cc
3. Homo Sapiens : 1200 cc
4. Homo Soloensis : 1250 cc
5. Homo Wajakensis : 1630 cc

Fosil-fosil di dunia:
1. di Afrika : Homo Rhodensiensis = ditemukan di gua Broken Hill , Rhodesia.
2. di Perancis : Homo Sapiens bassilus ( manusia sekarang)
3. di Jerman : Hiedelbergensis dan Neandherthalensis (ditemukan di Hiedelberg dan Neanderthal).
4. di Inggris : Eoabtthropus dowson atau Piltdown (Homo sapiens)

Tidak ada komentar: