Selasa, 18 November 2008
Sejarah sebagai ilmu multidimensional
Sejarah atau dalam bahasa Inggrisnya "History", merupakan ilmu murni (Pure Science) yang bersifat multi-dimensional, sebab dalam sejarah yang diajarkan di sekolah menengah, juga membahas tentang jenis-jenis sejarah, antara lain:
1. Sejarah Ekonomi.
2. Sejarah Sosial/Sosiologi.
3. Sejarah Politik.
4. Sejarah Kebudayaan.
5. Sejarah Seni/ Kesenian.
6. Dan sebagainya.
Setiap ilmu mempunyai sejarah kemunculannya atau lahirnya, sehingga memunculkan tokoh-tokohnya yang sebagian atau semua dianggap sebagai Bapak Ilmu dari bidangnya masing-masing.
Sejarah sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu yang penting dalam kehidupan manusia atau masyarakat atau orang banyak. Bukan sebagai peristiwa masa lalu yang tidak perlu dipelajari, sehingga pelajaran sejarah sering dianggap tidak perlu dipelajari untuk jurusan atau bidang-bidang tertentu di sekolah dasar dan menengah. Disini peran kurikulum sangat penting untuk memberikan jam sejarah di sekolah-sekolah secara proporsional, mengingat adanya pepatah yang mengatakan: " Bangsa yang besar, adalah bangsa yang tahu akan sejarah, terutama sejarah bangsanya".
Apalagi Sejarah mempunyai syarat harus ada sumber, bukti, dan faktanya. Selain itu dalam mempelajari Sejarah harus mengetahui dan menerapkan dimensinya, yaitu: mempelajari peristiwa masa lalu dengan membandingkan untuk masa sekarang baik segi positif maupun negatifnya, dan sebagai landasan untuk mempersiapkan kehidupan masa yang akan datang. Tentu saja dengan tidak mengulang lagi peristiwa yang negatif, tetapi harus mengembangkan segi-segi positifnya.
Presiden Pertama RI, Bung Karno (Ir. Sukarno) pernah mengajarkan dalam pidatonya dalam yang berjudul "Jasmerah", artinya: "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah".
Indonesia pernah menjadi negara besar yang disegani, bahkan ada yang mengatakan sebagai "Raksasa Muda", mengingat perjuangan dan eksistensi bangsa Indonesia perlu diperhitungkan, baik dari sejarah perjuangannya, kekayaan alamnya, maupun andilnya di dunia Internasional.
Konferensi Asia-Afrika diselenggarakan di Bandung, Indonesia sebagai embrio dari negara-negara Non Blok waktu itu. Sehingga eksistensi Indonesia sangat diperhitungkan oleh negara-negara di dunia.
Setiap berbicara tentang sejarah, pasti kita akan membahas dari berbagai macam segi kehidupan. Sebagai contoh mudahnya dapat kita ambil dari 7 unsur kebudayaan yang universal, terdiri dari:
1. Sistem Kepercayaan dan religi.
2. Sistem Organisasi sosial dan kemasyarakatan.
3. Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian.
4. Sistem teknologi atau peralatan.
5. Sistem Pengetahuan.
6. Sistem Kesenian.
7. Sistem Bahasa.
Sejarah semestinya mengacu pada unsur-unsur tersebut, hanya seringkali seseorang menulis sejarah dengan dengan sudut pandangan tertentu atau mengambil spesifikasi sendiri. Hal ini tentu saja juga sesuai dengan adanya jenis-jenis sejarah tersebut di atas.
Mari kita renungkan dengan hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan lapang dada bagaimana memberikan pengajaran sejarah pada tunas-tunas bangsa agar bisa menghargai kehidupan masa lalu, untuk diterapkan masa sekarang sesuai dengan Era Globalisasi, dan bagaimana menyiapkan kehidupan yang akan datang agar kehidupan umat manusia lebih baik dari masa-masa sebelumnya.
RBM. Sutartomo
Palembang, Nov'08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar