Dalam sejarah Indonesia, budaya kita bukan karena atau hanya pengaruh dari luar atau negara lain, tetapi bangsa Indonesia mempunyai ketrampilan dan intelektual lokal asli (Local genius) yang sebenarnya tidak kalah dibanding dengan kebudayaan bangsa lain.
Bahkan JLA. Brandes dan C. Coedes berhasil meneliti dan menemukan 10 kebudayaan asli Indonesia:
1. JLA. Brandes:
- Bercocok tanam padi di sawah
- Prinsip dasar permainan wayang untuk mendatangkan roh
- Mengenal seni gamelan dari perunggu
- Pandai membatik/tulisan hias
- Pola susunan masyarakat Macapat
- Mengenal alat tukar dalam perdagangan
- membuat barang2 dari logam (perundagian) terutama perunggu
- Kemampuan yang tinggi dalam bidang pelayaran
- Pengetahuan tentang astronomi
- Susunan masyarakat yang teratur
- Memelihara ternak
- Ketrampilam perundagian (cetak logam/pembuatan alat2 dari logam)
- Ketrampilan pelayaran samudera luas
- Sistem kekerabatan Matrilineal
- Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur
- Mengenal sistem irigasi untuk pertanian
- Ketrampilan membuat alat-alat dari tanah liat (tembikar/gerabah)
- Kepercayaan kepada penguasa gunung
- Cara pemakaman pada kubur batu atau dolmen
- Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos
Kita harus bangga dan terus mempertahanan keunggulan kebudayaan asli tersebut yang dapay dihubungkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju. Kita tak boleh gengsi terhadap budaya "Impor minded" agar tidak dicap ketinggalan zaman. Itu kesimpulan atau analisa yang salah, sebab Indonesia telah mempunyai teknologi tersendiri yang tak kalah maju dengan bangsa lain. Contoh:
- Bangunan Candi Borobudur, Prambanan, dan sebagainya
- Astonomi dan pelayaran bangsa Bugis dan Makasar
- Rumah-rumah adat atau daerah yang tahan gempa
- Sistem Tulisan dan bahasa asli dari suku-suku bangsa di Indonesia
- Dan sebagainya.
Mengapa kita bangga atau gengsi atau bangga melakukan budaya bangsa lain?
Amerika Serikat bangga dan mempertahankan suku Amish yang masih hidup
zaman abad pertengahan sebagai suku pelestari alam.
Mengapa Indonesia malu atau malah mengkambing hitamkan suku Badui (Jabar) atau Kubu (Sumatera)?
Sungguh tragis!
Kaum muda lebih mengenal komik Superman, Batman, Robin, Spiderman dari pada Gundala Putera Petir, Godam, Maza Penakluk sebagai karya komikus asli Indonesia? Mengapa?
Mari kita kaji bersama, apa yang menyebabkan keadaan seperti itu? Maka perlu diteliti dan diadakan pendekatan khusus dari berbagai segi kehidupan budaya angsa Indonesia.
Ini diperlukan kerjasama dari para ahli, tokoh masyarakat, dan semua pihak yang mempunyai kedekatan dan kepentingan akan masalah tersebut diatas.
RBM. Sutartomo
Palembang - Solo
1 komentar:
Ijin share, Mas.....
Posting Komentar