Kamis, 18 Maret 2010

gunung di Indonesia

GUNUNG DI INDONESIA

Berbicara masalah gunung, kita kan terbayang akan ketinggian, udara yang sejuk atau dingin, pendakian, letusan, gempa, dan sebagainya. Sering kita baca di berbagai media massa, Indonesia kaya dengan gunung baik yang masih aktif, baru tidur atau yang sudah mati. Tapi dari beberapa pengamatan dari beberapa gunung yang dahulu dikira mati, sekarang sudah mulai mengepulkan asap atau malahan memunculkan kawah, seperti gunung Merbabu dan Lawu di Jawa Tengah. Maka ada beberapa orang atau pakar yang berpendapat, bahwa Indonesia ada dalam bayang-bayang bencana alam letusan gunung berapi, karena mempunyai banyak sekali gunung berapi di berbagai kepulauan Indonesia.
Walau Indonesia berada di daerah katulistiwa tetapi memiliki gunung yang bersalju, yaitu pegunungan Jaya Wijaya di Papua. Ini merupakan daya tarik tersendiri, seperti halnya dengan gunung Kilimanjaro di Afrika.

Bila kita urutkan 10 besar ketinggian gunung di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Puncak Jaya : 5030 meter (Papua)
2. Puncak Trikora : 4750 meter (Papua)
3. Puncak Mandala : 4700 meter (Papua)
4. Puncak Yamin : 4595 meter (Papua)
5. Gunung Angemuk : 3950 meter (Papua)
6. Gunung Kerinci : 3805 meter (Jambi)
7. Gunung Rinjani : 3726 meter (Sumbawa, NTB.)
8. Gunung Semeru : 3676 meter (Jawa Timur)
9. Gunung Slamet : 3428 meter (Jawa Tengah)
10. Gunung Sumbing : 3371 meter (Jawa Tengah)
Kita membayangkan dan membandingkan dengan gunung-gunung tertinggi di dunia yang seringkali menjadi tantangan para pendaki untuk menapakkan kakinya di puncak gunung tersebut, terutama Mount Everest yang tingginya mencapai 8880 meter.

Bagi para pendaki atau pecinta alam di Indonesia mempunyai banyak pilihan untuk menapakkan kakinya di puncak-puncak gunung yang tinggi dan tingginya lebih dari 3000 meter di Indonesia, di bawah ini dapat kita paparkan:
1. Gunung Arjuna : 3339 meter (Jawa Timur)
2. Gunung Raung : 3332 meter (Jawa Timur)
3. Gunung Lawu : 3262 meter (Jawa Tengah)
4. Gunung Dempo : 3159 meter (Sumatera Selatan)
5. Gunung Welirang : 3156 meter (Jawa Timur)
6. Gunung Leuser : 3149 meter (NAD, Nanggroe Aceh Darrussalam)
7. Gunung Merbabu : 3142 meter (Jawa Tengah)
8. Gunung Agung : 3142 meter (Bali)
9. Gunung Argopuro : 3088 meter (Jawa Timur)
10. Gunung Ciremey : 3078 meter (Jawa Barat)
11. Gunung Pangrango : 3019 meter (Jawa Barat)
12. Gunung Binaiya : 3019 meter (Ambon, Maluku Selatan)
13. Gunung Kwoka : 3000 meter (Irian Jaya Barat)
Ketinggian gunung bukan menjadi salah satu faktor tingkat kesulitan dalam pendakian, tetapi masih banyak faktor-faktor lainnya seperti: Tekstur gunung, kondisi alam, dan faktor lain yang sering tidak dapat kita duga ataupun kita tangkap secara rasional. Bagi pecinta alam yang ingin mendaki gunung sebaiknya mempersiapkan diri yang baik sesuai dengan standar pendakian dan pengetahuan tentang gunung tersebut dan kalau perlu mengikutsertakan pemandu yang mengerti seluk beluk dari gunung tersebut.

Bagi penikmat alam dan pecinta alam pemula dapat melakukan pendakian dengan santai sambil menikmati alam dan dinginnya suhu di gunung dengan mempersiapkan diri, baik fisik maupun perlengkapan dan perbekalannya. Sekarang banyak dijual ransel, tenda dan perlengkapan lainnya yang ringan dan praktis untuk suatu pendakian gunung di toko-toko khusus perlengkapan mendaki gunung. Dalam perjalanan menuju puncak di malam hari perlu dinikmati sejuk atau dinginnya suhu yang kadang sangat menggigit dan dalam perjalanan yang diwarnai napas memburu serta hidung keluar air dingin seperti orang flu. Ini patut dinikmati betapa kecilnya kita di atas sebuah gunung dan dapat sebagai bahan renungan atau refleksi diri kita yang seringkali sombong, angkuh, dan arogan merasakan kelebihan diri sendiri dari orang lain, tetapi di alam pegunungan kita ini bukan apa-apa. Bila kita beruntung dan udara cerah, maka akan kita nikmati bintang-bintang yang indah bertaburan di atas langit, juga kerlap-kerlip lampu desa atau kota di kejauhan yang ada disekitar pegunungan. Belum lagi suara simponi alam yang bergitu merdu dan mempesona, baik lewat desiran angin, gesekan alam, maupun suara unggas yang dapat menyusup dalam relung kalbu kita bila kita nikmati secara hening. Andai kita sudah merasa lelah dan dingin tak tertahankan lagi, maka kita pilih tempat istirahat yang baik untuk mengisi perut atau tidur dalam tenda dan ”Sleeping Bag” yang hangat. Biasanya nanti kita baru terbangun setelah matahari terbit. Setelah sarapan maka perjalanan dapat kita lanjutkan ke puncak gunung melalui punggungannya yang kadang sangat terjal dan cukup atau sangat menguras tenaga. Saat ini kita bisa menikmati keindahan alam dalam keadaan terang, kecuali kalau tiba-tiba kabut datang akan membuat jarak pandang kita terbatas, bahkan hanya 1 meter saja karena tebalnya kabut. Nah untuk itu kita perlu hati-hati berjalan dalam jarak pandang yang terbatas, karena kadangkala jalan yang kita tempuh melalui tebing-tebing yang curam dengan jalan setapaknya. Tetapi tak usah kuatir, sebab kita sudah punya niat yang baik dan Tuhan pasti akan melindungi kita.
Apabila sudah sampai puncak dalam keadaan cerah, kita dapat menikmati alam yang begitu indahnya di atas gunung dengan menebarkan pandangan disekeliling kita. Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan!

Yang sudah terbiasa mendaki, ada beberapa gunung yang dapat di daki dalam semalam serta menikmati Sun Rise yang indah. Betapa indahnya alam ciptaan Tuhan yang berada di gunung dan pemandangan yang dapat dilihat dari sana. Panorama yang indah dari pegunungan yang diselimuti oleh kabut, serasa kita ada di atas awan. Kekayaan botani yang alamiah dan tak dapat dinikmati di perkotaan, baik flora maupun faunanya. Apalagi pemandangan sebelum matahari terbit sangat indahnya tak terlukiskan dengan kata-kata, karena awan bagai balok-balok es yang indah kemudian muncul cahaya Sun Rise yang indah menyinari awan dan alam pegunungan. Ooh sangat indahnya......

Tidak semua gunung dapat didaki dalam semalam langsung turun paginya, karena mengingat medannya yang berat dan juga faktor tingginya gunung tersebut, walau kita sudah terbiasa mendaki gunung. Pada awal tahun 1980-an pernah ada ”Lomba kebut Gunung” tetapi akhirnya lomba ini dihentikan, karena selain mendapat kecaman dari berbagai pecinta alam, juga justru malah merusak alam pegunungan, sebab dengan adanya lomba kecepatan mendaki gunung tersebut, sehingga para peserta berusaha secepat-cepatnya mencapai puncak gunung dan cepat-cepat turun kembali. Akibatnya justru alam yang menjadi rusak, karena banyak tumbuh-tumbuhan yang mereka terjang tanpa pikir dan ampun lagi, sehingga banyak tumbuhan yang patah atau tercabut tanpa disadari dan akhirnya mati dengan sia-sia. Nah...apakah ini seorang pecinta alam? Apalagi apa bisa menikmati keindahan alam dengan pendakian yang tergesa-gesa dan beradu cepat untuk menang dalam lomba tersebut? Jadi bukannya mereka sebagai pecinta alam, tetapi justru merusak alam. Betul tidak?

By:
RBM. Sutartomo

PANCASILA

HARI KELAHIRAN PANCASILA

Judul tersebut mungkin sudah diajarkan sejak Sekolah Dasar, entah dimengerti setiap warga atau bangsa Indonesia kita serahkan kepada mereka masing-masing. Demikian juga kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 yang diambil dalam pidato Bung Karno di depan sidang rapat BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang berisikan konsepsi Pancasila sebagai dasar filsafat (philosofische gronslag, weltanschauwung) bagi negara Indonesia yang akan didirikan.

Ada 3 (tiga) tokoh penggali Pancasila, yaitu Soekarno, Moh. Yamin, dan Supomo, tetapi diakui oleh Moh. Yamin, bahwa Bung Karno (Soekarno) bukan hanya penggali tetapi juga pencipta Pancasila karena mengolah, membuat sedemikian rupa sehingga bahan-bahan galian yang masih mentah tersebut menjadi barang yang jadi, yaitu Pancasila dengan dasar Negara Republik Indonesia dengan falsafahnya. Falsafah Pancasila bukan hanya dalam bentuk 5 (lima) sila saja, tetapi punya makna yang dalam dan tinggi tertuang dalam 37 butir-butirnya beserta penjelasan dan falsafahnya.
Selain itu Pancasila isi dan maknanya


Nah siapa yang tahu dan ingat, bahwa 1 Juni adalah hari lahirnya Pancasila?

Pak Tom
RBM. Sutartomo