Senin, 02 Juni 2008

Sriwijaya...


Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar di Nusantara pada zamannya...Hanya sayang, kerajaan ini masih misterius walau banyak meninggalkan prasasti, seperti:
1. Kedukan Bukit.
2. Kota Kapur
3. Karang Berahi
4. Ligor A dan B
5. Talang Tuo
6. Telaga Batu
7. Boom Baru (Baru ditemukan ketika ada pembuatan jalan baru disekitar Pelabuhan Boom Baru, Palembang.
8. dan sebadainya.
Umumnya isi prasati berupa kutukan-kutukan, tidak sebagaiman lazimnya prasasti yang memuat penghargaan atau didirikan sesuatu hal atau bangunan atau upacara-upacara besar kenegaraan.
Ini tentu perlu ditelusuri, kenapa terjadi seperti itu?
Bahkan sebagai kerajaan yang besar, sangat minim menemukan raja-rajanya, mungkin hanya dikenal nama-nama:
1. Dapunta Hyang
2. Pramudha Warddhani (Istri Rakai Pikatan Wangsa Sanjaya di Jawa)
3. Balaputera Dewa.
Mana nama raja-raja lainnya?

Dalam Kronik atau berita Cina, diantara yang ditulis oleh I Tsing yang mampir ke Sriwijaya setelah memperdalam ilmu agama Budha di India, maka I Tsing merasa takjub karena kebesaran kerajaan Sriwijaya tersebut, diantaranya telah berdiri Perguruan Tinggi Syakyakirti yang diajar oleh para Cakyamuni (semacam dosen) yang sangat baik. Sekembalinya ke Cina, maka I Tsing minta izin kepada Kaisar untuk kembali ke Kerajaan Sriwijaya dalam rangka memperdalam ilmu keagamaan Budha di Kerajaan Sriwijaya.
Ini Bukti kebesaran kerajaan Sriwijaya di mata dunia pada zaman itu, bahkan para musafir Cina banyak mampir dan mencatat apa yang dilihat dan di alami selama berada di kerajaan tersebut.

C. Coedes dan Casparis telah menulis tentang kerajaan Sriwijaya dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul " Kedatuan Sriwijaya".
Dalam buku tersebut banyak mengungkap tentang Sriwijaya melalui prasasti-prasastinya.
Sriwijaya tertulis dengan sebutan Che lie Fo che atau Chu Fan Chi dan Palembang dengan nama Pa-lim-fong, dan sebagainya.

Pada zaman ORBA telah diresmikan situs Sriwijaya di desa Karanganyar, Palembang, hanya sayang kurang pengelolaan dan perawatan, sehingga terkesan sangat Mubazir sebagai Taman Purbakala. Bahkan Museum Balaputera Dewa, di Jalan Srijaya, Km. 5,5 Palembang kurang diminati oleh pengunjung sebagaimana lazimnya sebuah museum yang biasanya ramai dikunjungi oleh para Wisdom dan Wisman.
Demikian juga Situs Pasemah di Pagaralam , Lahat, Sumatera Selatan, keadaannya sungguh sangat menyedihkan, terhampar dan tak terawat di tengah sawah pinggiran jalan menuju ke arah Tanjung Sakti. Sebuah peninggalan Megalithikum (Kubur Batu) dibiarkan begitu saja dipinggir parit persawahan, padahal fotonya telah menghiasi buku-buku sejarah yang telah tersebar di seluruh dunia.
Apa ini bukan suatu hal yang tragis...??
Marilah kita simak dan cermati bersama....budaya bangsa merupakan milik dunia, sebab setiap ada peradaban umat manusia, akan disimak dan dipelajari oleh manusia seluruh dunia. Bagaimana munculnya suatu peradaban yang telah menghasilkan kebudayaan yang begitu besar pada zamannya masing-masing, sebagai kebanggaan setiap bangsa dalam bidang ilmah melalui unsur-unsur budayanya yang tinggi.

RBM. Sutartomo
SMA Xaverius 1 Palembang.
to_ro03@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: